Sumber: http://blog.the-marketeers.com/archives/blue-bird-tingkatkan-citra-dengan-batik-4.html
naik taksi Blue Bird di Jakarta sekarang. Taksi yang meraih penghargaan Greatest Brand of The Decade 2010 dalam Marketeers Award sebagai perusahaan transportasi terbaik, kini menyandangkan seragam batik pada para pengemudinya. Seragam biru polos bermotif logo perusahaan diganti seragam batik biru muda dengan corak batik biru tua. Cara memakainya pun lebih luwes, yaitu dikeluarkan, tidak lagi dimasukkan seperti seragam yang lama, membuat para pengemudi Blue Bird tampil kian elok dan elegan. Pada seremoni peluncuran akhir September lalu di Museum Fatahillah, Jakarta Kota Direktur Utama Blue Bird Group dr. H. Purnomo Prawiro mengatakan, Blue Bird bangga mengenakan identitas bangsa sebagai identitasnya. “Masyarakat adalah stakeholder kami, karena itu mengenakan batik juga adalah bentuk tanggungjawab Blue Bird kepada masyarakat, dan selain itu juga ikut mendukung pariwisata,” lanjut Purnomo.
Untuk mewujudkan rancangan batik ini, desainer kondang Chossy Latu pun digandeng. Untuk disain, corak batik tradisional pesisiran dipilih Chossy. “Sengaja bukan corak modern, supaya jika terlihat dari jauh bisa dikenali sebagai batik,” ungkap Chossy. “Tingkat kesulitannya tidak hanya persoalan corak motif yang harus mengusung falsafah perusahaan, tetapi termasuk memikirkan kualitas bahan yang nyaman dipakai dan tidak pudar jika dicuci tiap hari,” tambahnya. Karena alasan inilah, produsen batik sekelas Danar Hadi pun digaet Blue Bird untuk memproduksi seragam yang total anggaran pengadaannya mencapai dua kali lipat dari total anggaran pengadaan untuk seragam lama.
Penambahan anggaran, dan terlibatnya dua ikon fashion tanah air ini mengesankan Blue Bird sangat serius dengan urusan seragam batiknya. Sebab, tidak hanya detail desain, namun standar kualitas tekstil pun harus sesuai dengan kebutuhan pemakaian sesuai tuntutan kerja yang mutlak dipenuhi, seperti tetap nyaman dipakai ketika harus membantu penumpang memuat atau menurunkan bawaan. Tampaknya Blue Bird betul-betul melaksanakan “care beyond remuneration”, karena faktor kenyamanan yang mempertimbangkan pekerjaan dan kebiasaan pengemudi sangat diperhitungkan dalam rancangan dan pemilihan bahan.
Di sini terlihat bagaimana seragam kembali menjadi salah satu alat pencitraan yang penting. Seragam korporasi tidak cuma sekadar identitas untuk membangkitkan semangat korporasi seluruh karyawan, tetapi juga membantu mengomunikasikan citra korporasi. Pemilihan batik sebagai seragam, apalagi jika batik itu dirancang dengan serius, tentu akan lebih meningkatkan citra yang ingin dibentuk. Makna batik di sini tidak juga hanya ingin menimbulkan citra elegan, karena semakin populernya pemakaian batik belakangan ini, tentu membuat pelanggan akan merasa terhubung. Di sinilah seragam perusahaan berperan sebagai salah satu komponen simbol nonverbal yang menjadi sama penting dengan komunikasi verbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar